Program Studi Sosiologi Jurusan Antropologi dan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh melaksanakan pelatihan publik speaking "Speak With Confidence to Influence" di Aula Cut Meutia, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Senin (7/3/2022).
Kegiatan itu menghadirkan pemateri dosen dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Dr. Nurul Fadhilah yang langsung dipandu oleh moderator Ketua Prodi Sosiologi, Cut Rizka Al Usrah MA. Juga turut dihadiri Dekan FISIP, Dr M.Nazaruddin, Wakil Dekan, Subhani MSi dan Anismar MSi, Sekretaris Jurusan Antropologi dan Sosiologi, Fakhrurrazi MSi, para tamu undangan dosen dan alumni serta ratusan mahasiswa Sosiologi yang ada di lingkungan kampus setempat.
Sekretaris Jurusan Antropologi dan Sosiologi, Fakhrurrazi MSi mengatakan, jika dilihat dari nomenklaturnya bahwa Jurusan Antropologi dan Sosiologi baru didirikan yang membawahi tiga prodi yaitu Antropologi, Sosiologi, dan Magister Sosiologi. Untuk kegiatan hari ini mengusung tema "Speak With Confidence to Influence" yang diikuti oleh para mahasiswa dan alumni.
“Kita berharap kegiatan hari ini banyak ilmu yang bisa diserap oleh mahasiswa dan alumni yang ingin mengetahui bagaimana informasi-informasi dalam dunia kerja. Kepada pemateri juga kita berharap bisa memberikan semangat dan motivasi kepada kita semua supaya arah dan tujuan kedepannya itu lebih jelas,” katanya.
Sementara, Dekan FISIP, Dr M.Nazaruddin menyampaikan, agar mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan yang dilaksanakan hari ini dengan maksimal untuk menimba ilmu yang mungkin hadir dari perspektif yang berbeda. Karena belajar di perguruan tinggi itu adalah bagaimana memahami sudut pandang yang berbeda.
“Kecerdasan kita itu adalah kita mampu menerima setiap perspektif yang berbeda, karena ilmu pengetahuan itu bervariasi, dan latar belakang setiap kita itu pun berbeda-beda,” ungkapnya.
Nazaruddin menyebutkan, dunia akademik adalah dunia yang penuh keterbukaan dengan kritik yang didasarkan pada argumentasi ilmiah.
“Jadi tidak ada persoalan dengan perbedaan, yang jadi persoalan adalah orang yang tidak bisa menerima perbedaan. Begitu juga dengan kritik, karena dunia ini bervariasi. Jadi hari ini anda akan mendapatkan suatu wawasan baru yaitu bagaimana kita berbicara itu mampu membuat orang itu paham dan yakin,” tutur Nazaruddin.[tmi]